KISAH SINGKAT PERJALANAN HIDUP ORANG-ORANG SUKSES
14
Jul
Begitu banyak kisah yang
dapat kita ambil pelajaran di dunia ini, dan banyak sekali hikmah yang
dapat diambil sebagai motivasi dan kekuatan buat kita menjalani hidup
yang penuh dengan tantangan dan cobaan. Sering kita putus asa ketika
harapan dan keinginan tidak terwujud. Padahal dibalik itu semua
sebenarnya ada hal yang patut kita syukuri sebagai kekuatan buat kita
bangkit dari keterpurukan. Salah satu yang patut kita ambil pelajaran
dan hikmah adalah kisah tokoh-tokoh dibawah ini yang sudah mewarnai
peradaban dunia dengan berbagai keterbatasan dan tantangan hingga
mencapai impian mereka. Siapa sajakah mereka ……
1. NANCY MATTHEWS EDISON (1810-1871)
Suatu hari,
seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang
ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. ibunya membaca kertas
tersebut, “Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk
mengeluarkannya dari sekolah.”
Sang ibu terhenyak membaca surat ini,
namun ia segera membuat tekad yang teguh, “Anak saya Tommy, bukan anak
bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.”
Tommy bertumbuh menjadi Thomas Alva
Edison, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah
sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata
bukan penghalang untuk terus maju.
Tak banyak orang mengenal siapa Nancy
Mattews, namun bila kita mendengar nama Edison, kita langsung tahu bahwa
dialah penemu paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alva Edison
menjadi seorang penemu dengan 1.093 paten penemuan atas namanya. Siapa
yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai diminta
keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? Jawabannya
adalah Ibunya!
Ya, Nancy Edison, Ibu dari Thomas Alva
Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah
terhadap anaknya. Nancy yang memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi
pendidikan Edison dirumah, telah menjadikan puteranya menjadi orang yang
percaya bahwa dirinya berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri
Edison, dan hal itu mungkin sangat berat baginya. Namun ia tidak
sekalipun membiarkan keterbatasan membuatnya berhenti.
2. JOANNE KATHLEEN ROWLING
Sejak kecil, Rowling
memang sudah memiliki kegemaran menulis. bahkan di usia 6 tahun, ia
sudah mengarang sebuah cerita berjudul Rabbit. Ia juga memiliki
kegemaran tanpa malu menunjukan karyanya kepada teman dan orangtuanya.
Kebiasaan ini terus dipelihara hingga ia dewasa. Daya imajinasi yang
tinggi itu pula yang kemudian melambungkan namanya di dunia.
Akan tetapi, dalam kehidupan nyata,
Rowling seperti tak henti didera masalah. Keadaan yang miskin, yang
bahkan membuat ia masuk dalam kategori pihak yang berhak memperoleh
santunan orang miskin dari pemerintah Inggris, itu masih ia alami ketika
Rowling menulis seri Harry Potter yang pertama. Ditambah dengan
perceraian yang ia alami, kondisi yang serba sulit itu justru semakin
memacu dirinya untuk segera menulis dan menuntaskan kisah penyihir cilik
bernama Harry Potter yang idenya ia dapat saat sedang berada dalam
sebuah kereta api. Tahun 1995, dengan susah payah, karena tak memiliki
uang untuk memfotocopy naskahnya, Rowling terpaksa menyalin naskahnya
itu dengan mengetik ulang menggunakan sebuah mesin ketik manual.
Naskah yang akhirnya selesai dengan
perjuangan susah payah itu tidak lantas langsung diterima dan meledak di
pasaran. Berbagai penolakan dari pihak penerbit harus ia alami terlebih
dahulu. Diantaranya, adalah karena semula ia mengirim naskah dengan
memakai nama aslinya, Joanne Rowling. Pandangan meremehkan penulis
wanita yang masih kuat membelenggu para penerbit dan kalangan perbukuan
menyebabkan ia menyiasati dengan menyamarkan namanya menjadi JK Rowling.
Memakai dua huruf konsonan dengan harapan ia akan sama sukses dengan
penulis cerita anak favoritnya CS Lewis.
Akhirnya keberhasilan pun tiba. Harry
Potter luar biasa meledak dipasaran. Semua itu tentu saja adalah hasil
dari sikap pantang menyerah dan kerja keras yang luar biasa. Tak ada
kesuksesan yang dibayar dengan harga murah
3. STEVE JOBS
Tahun 1976, bersama rekannya Steve Wozniak,
Jobs yang baru berusia 21 tahun mulai mendirikan Apple Computer.Co di
garasi milik keluarganya. Dengan susah payah mengumpulkan modal yang
diperoleh dengan menjual barang-barang mereka yang paling berharga,
usaha itu pun dimulai. Komputer pertama mereka, Apple 1 berhasil mereka
jual sebanyak 50 unit kepada sebuah toko lokal. Dalam beberapa tahun,
usaha mereka cukup berkembang pesat sehingga tahun 1983, Jobs menggaet
John Sculley dari Pepsi Cola untuk memimpin perusahaan itu. Sampai
sejauh itu, Apple Computer menuai kesuksesan dan makin menancapkan
pengaruhnya dalam industri komputer terlebih dengan diluncurkannya
Macintosh. Namun, pada tahun 1985, setelah konflik dengan Sculley,
perusahaan memutuskan memberhentikan pendiri mereka, yaitu Steve Jobs
sendiri.
Setelah menjual sahamnya, Jobs yang
mengalami kesedihan luar biasa banyak menghabiskan waktu dengan
bersepeda dan berpergian ke Eropa. Namun, tak lama setelah itu,
pemecatan tersebut rupanya justru membawa semangat baru bagi dirinya. Ia
pun memulai usaha baru yaitu perusahaan komputer NeXT dan perusahaan
animasi Pixar. NeXT yang sebenarnya sangat maju dalam hal teknologinya
ternyata tidak membawa hasil yang baik secara komersil. Akan tetapi,
Pixar adalah sebuah kisah sukses lain berkat tangan dinginnya. Melalui
Pixar, Jobs membawa trend baru dalam dunia film animasi seiring dengan
diluncurkannya film produksinya Toy Story dan selanjutnya Finding Nemo
dan The Incredibles.
Sepeninggal Jobs dan semakin kuatnya
dominasi IBM dan Microsoft membuat Apple kalah bersaing dan nyaris
terpuruk. maka, tahun 1997, Jobs dipanggil kembali untuk mengisi posisi
pimpinan sementara. Dengan mengaplikasi teknoligi yang dirancang di
NeXT, kali ini Apple kembali bangkit dengan berbagai produk berteknologi
maju macam MacOS X, IMac dan salah satu yang fenomenal yaitu iPod.
Kisah sukses Steve Jobs mengajarkan
kepada kita bahwa tidak ada kesuksesan yang instan. Penolakan dan
kegagalan seringkali mewarnai perjalanan hidup kita, tapi jangan biarkan
semua itu membuat kita berhenti.
4. OPRAH WINFREY
Bermodal
keberanian “Menjadi Diri Sendiri”, Oprah menjadi presenter paling
populer di Amerika dan menjadi wanita selebritis terkaya versi majalah
Forbes, dengan kekayaan lebih dari US $ 1 Milyar. Copy acara “The Oprah
Winfrey Show” telah diputar di hampir seluruh penjuru bumi ini.
Tahukah Anda siapa Oprah?
Lahir di Mississisipi dari pasangan Afro-Amerika dengan nama Oprah Gail Winfrey. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang cukur, sedang ibunya seorang pembantu rumah tangga. Karena keduanya berpisah maka Oprah kecil pun diasuh oleh neneknya di dilingkungan yang kumuh dan sangat miskin.
Lahir di Mississisipi dari pasangan Afro-Amerika dengan nama Oprah Gail Winfrey. Ayahnya mantan serdadu yang kemudian menjadi tukang cukur, sedang ibunya seorang pembantu rumah tangga. Karena keduanya berpisah maka Oprah kecil pun diasuh oleh neneknya di dilingkungan yang kumuh dan sangat miskin.
“Membaca adalah gerai untuk mengenal dunia”, katanya dalam suatu wawancaranya.
Pada usia 9 tahun, Oprah mengalami
pelecehan sexual, dia diperkosa oleh saudara sepupu ibunya beserta
teman-temannya dan terjadi berulang kali. Di usia 13 tahun Oprah harus
menerima kenyataan hamil dan melahirkan, namun bayinya meninggal dua
minggu setelah dilahirkan.
Setelah kejadian itu, Oprah lari ke rumah
ayahnya di Nashville. Ayahnya mendidik dengan sangat keras dan disiplin
tinggi. Dia diwajibkan membaca buku dan membuat ringkasannya setiap
pekan. Walaupun tertekan berat, namun kelak disadari bahwa didikan keras
inilah yang menjadikannya sebagai wanita yang tegar, percaya diri dan
berdisiplin tinggi.
Prestasinya sebagai siswi teladan di SMA
membawanya terpilih menjadi wakil siswi yang diundang ke Gedung Putih.
Beasiswa pun di dapat saat memasuki jenjang perguruan tinggi. Oprah
pernah memenangkan kontes kecantikan, dan saat itulah pertama kali dia
menjadi sorotan publik.
Karirnya dimulai sebagai penyiar radio
lokal saat di bangku SMA. Karir di dunia TV di bangun diusia 19 tahun.
Dia menjadi wanita negro pertama dan termuda sebagai pembaca berita
stasiun TV lokal tersebut. Oprah memulai debut talkshow TVnya dalam
acara People Are Talking. Dan keputusannya untuk pindah ke Chicago lah
yang akhirnya membawa Oprah ke puncak karirnya. The Oprah Winfrey Show
menjadi acara talkshow dengan rating tertinggi berskala nasional yang
pernah ada dalam sejarah pertelevisian di Amerika. Sungguh luar biasa!
Latar belakang kehidupannya yang miskin,
rawan kejahatan dan diskriminatif mengusik hatinya untuk berupaya
membantu sesama. Tayangan acaranya di telivisi selalu sarat dengan nilai
kemanusiaan, moralitas dan pendidikan. Oprah sadar, bila dia bisa
mengajak seluruh pemirsa telivisi, maka bersama, akan mudah mewujudkan
segala impiannya demi membantu mereka yang tertindas.
Oprah juga dikenal dengan
kedermawanannya. Berbagai yayasan telah disantuni, antara lain, rumah
sakit dan lembaga riset penderita AIDs, berbagai sekolah, penderita
ketergantungan, penderita cacat dan banyak lagi.
Dan yang terakhir, pada 2 januari 2007
lalu, Oprah menghadiri peresmian sekolah khusus anak-anak perempuan di
kota Henley-on-Klip, di luar Johannesburg, Afrika selatan, yang
didirikannya bersama dengan pemirsa acara televisinya. Oprah menyisihkan
20 juta poundsterling ( 1 poundsterling kira2 Rp 17.000,- ) atau 340
milyiar rupiah dari kekayaannya. “Dengan memberi pendidikan yang baik
bagi anak2 perempuan ini, kita akan memulai mengubah bangsa ini” ujarnya
berharap.
Kisah Oprah Winfrey ialah kisah seorang
anak manusia yang tidak mau meratapi nasib. Dia berjuang keras untuk
keberhasilan hidupnya, dan dia berhasil. Dia punya mental baja dan mampu
mengubah nasib, dari kehidupan nestapa menjadi manusia sukses yang
punya karakter. Semangat perjuangannya pantas kita teladani!
5. BILL GATES & PAUL ALLEN
William
Henry Gates III atau lebih terkenal dengan sebutan Bill Gates, lahir di
Seatle, Washington pada tanggal 28 Oktober 1955. Ayah Bill, Bill Gates
Jr., bekerja di sebuah firma hukum sebagai seorang pengacara dan ibunya,
Mary, adalah seorang mantan guru. Bill adalah anak kedua dari tiga
bersaudara. Sejak kecil Bill mempunyai hobi “hiking”. Bahkan hingga kini
pun kegiatan ini masih sering dilakukannya bila ia sedang “berpikir”.
Bill kecil mampu dengan mudah melewati
masa sekolah dasar dengan nilai sangat memuaskan, terutama dalam
pelajaran IPA dan Matematika. Mengetahui hal ini orang tua Bill,
kemudian menyekolahkannya di sebuah sekolah swasta yang terkenal dengan
pembinaan akademik yang baik, bernama “LAKESIDE”. Pada saat itu,
Lakeside baru saja membeli sebuah komputer, dan dalam waktu seminggu,
Bill Gates, Paul Allen dan beberapa siswa lainnya (Sebagian besar
nantinya menjadi programmer pertama MICROSOFT) sudah menghabiskan semua
jam pelajaran komputer untuk satu tahun.
Kemampuan komputer Bill Gates sudah
diakui sejak dia masih bersekolah di Lakeside. Dimulai dengan meng”hack”
komputer sekolah, mengubah jadwal, dan penempatan siswa. Tahun 1968,
Bill Gates, Paul Allen, dan dua hackers lainnya disewa oleh Computer
Center Corp. untuk menjadi tester sistem keamanan perusahaan tersebut.
Sebagai balasan, mereka diberikan kebebasan untuk menggunakan komputer
perusahaan. Menurut Bill saat itu lah mereka benar- benar dapat
“memasuki” komputer. Dan disinilah mereka mulai mengembangkan kemampuan
menuju pembentukan Microsoft, 7 tahun kemudian.
Selanjutnya kemampuan Bill Gates semakin
terasah. Pembuatan program sistem pembayaran untuk Information Science
Inc, merupakan bisnis pertamanya. Kemudian bersama Paul Ellen mendirikan
perusahaan pertama mereka yang disebut Traf-O-Data. Mereka membuat
sebuah komputer kecil yang mampu mengukur aliran lalu lintas. Bekerja
sebagai debugger di perusahaan kontrkator pertahanan TRW, dan sebagai
penanggungjawab komputerisasi jadwal sekolah, melengkapi pengalaman Bill
Gates.
Musim gugur 1973, Bill Gates berangkat
menuju Harvard University dan terdaftar sebagai siswa fakultas hukum.
Bill mampu dengan baik mengikuti kuliah, namun sama seperti ketika di
SMA, perhatiannya segera beralih ke komputer. Selama di Harvard,
hubungannya dengan Allen tetap dekat. Bill dikenal sebagai seorang
jenius di Harvard. Bahkan salah seorang guru Bill mengatakan bahwa Bill
adalah programmer yang luar biasa jenius, namun seorang manusia yang
menyebalkan.
Desember 1974, saat hendak mengunjungi
Bill Gates, Paul Allen membaca artikel majalah Popular Electronics
dengan judul “World`s First Microcomputer Kit to Rival Commercial
Models”. Artikel ini memuat tentang komputer mikro pertama Altair 9090.
Allen kemudian berdiskusi dengan Bill Gates. Mereka menyadari bahwa era
“komputer rumah” akan segera hadir dan meledak, membuat keberadaan
software untuk komputer – komputer tersebut sangat dibutuhkan. Dan ini
merupakan kesempatan besar bagi mereka.
Kemudian dalam beberapa hari, Gates
menghubungi perusahaan pembuat Altair, MITS (Micro Instrumentation and
Telemetry Systems). Dia mengatakan bahwa dia dan Allen, telah membuat
BASIC yang dapat digunakan pada Altair. Tentu saja ini adalah bohong.
Bahkan mereka sama sekali belum menulis satu baris kode pun. MITS, yang
tidak mengetahui hal ini, sangat tertarik pada BASIC. Dalam waktu 8
minggu BASIC telah siap. Allen menuju MITS untuk mempresentasikan BASIC.
Dan walaupun, ini adalah kali pertama bagi Allen dalam mengoperasikan
Altair, ternyata BASIC dapat bekerja dengan sempurna. Setahun kemudian
Bill Gates meninggalkan Harvard dan mendirikan Microsoft.
Kisah Bill Gates Meninggalkan Harvard Demi Mengejar Impian
Ketika ia bosan dengan Harvard, Gates
melamar pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan komputer di daerah
Boston. Gates mendorong Paul Allen untuk mencoba melamar sebagai pembuat
program di Honey-well agar keduanya dapat melanjutkan impian mereka
untuk mendirikan sebuah perusahaan perangkat lunak.
Pada suatu hari di bulan Desember yang
beku, Paul Allen melihat sampul depan majalah Popular Mechanics,
terbitan Januari 1975, yaitu gambar komputer mikro rakitan baru yang
revolusioner MITS Altair 8080 (Komputer kecil ini menjadi cikal bakal PC
di kemudian hari). Kemudian Allen menemui Gates dan membujuknya bahwa
mereka harus mengembangkan sebuah bahasa untuk mesin kecil sederhana
itu. Allen terus mengatakan, Yuk kita dirikan sebuah perusahaan. Yuk
kita lakukan.
Kami sadar bahwa revolusi itu bisa
terjadi tanpa kami. Setelah kami membaca artikel itu, tak diragukan lagi
dimana kami akan memfokuskan hidup kami.
Kedua sahabat itu bergegas ke sebuah
komputer Harvard untuk menulis sebuah adaptasi dari program bahasa
BASIC. Gates dan Allen percaya bahwa komputer kecil itu dapat melakukan
keajaiban. Dari sana pula mereka mempunyai mimpi, tersedianya sebuah
komputer di setiap meja tulis dan di setiap rumah tangga.
Semangat Allen dan Gates tidak percuma.
Berawal dari komputer kecil itulah yang menjadi mode dari segala macam
komputansi. Dan sekarang bisa Anda lihat bahwa PC telah benar-benar
menjadi alat jaman informasi. Dan hampir setiap orang mengenal Bill
Gates sebagai orang terkaya di dunia saat ini.
“Orang yang sukses adalah orang yang
memiliki mimpi dan keyakinan bahwa mimpi itu akan dapat terjadi.
Berapapun harga yang harus ia bayar.”
6. MARK ZUCKERBERG
Pernah mendengar
situs jaringan pertemanan Friendster ? Konon, melalui situs tersebut,
banyak orang-orang yang lama tak bersua, bisa kembali bersatu, reunian,
dan bahkan berjodoh. Karena itulah, situs pertemanan itu beberapa waktu
lalu sempat sangat popular. Karena itu, tak heran jika setelah era
suksesnya Friendster, berbagai situs jaringan pertemanan bermunculan.
Salah satunya adalah Facebook.
Facebook ini sebenarnya dibuat sebagai
situs jaringan pertemanan terbatas pada kalangan kampus pembuatnya,
yakni Mark Zuckerberg. Mahasiswa Harvard University tersebut kala itu
mencoba membuat satu program yang bisa menghubungkan teman-teman satu
kampusnya. Karena itulah, nama situs yang digagas oleh Mark adalah
Facebook. Nama ini ia ambil dari buku Facebook, yaitu buku yang biasanya
berisi daftar anggota komunitas dalam satu kampus. Pada sejumlah
college dan sekolah preparatory di Amerika Serikat, buku ini diberikan
kepada mahasiswa atau staf fakultas yang baru agar bisa lebih mengenal
orang lain di kampus bersangkutan.
Pada sekitar tahun 2004, Mark yang memang
hobi mengotak-atik program pembuatan website berhasil menulis kode
orisinal Facebook dari kamar asramanya. Untuk membuat situs ini, ia
hanya butuh waktu sekitar dua mingguan. Pria kelahiran Mei 1984 itu
lantas mengumumkan situsnya dan menarik rekan-rekannya untuk bergabung.
Hanya dalam jangka waktu relatif singkat-sekitar dua minggu-Facebook
telah mampu menjaring dua per tiga lebih mahasiswa Harvard sebagai
anggota tetap.
Mendapati Facebook mampu menjadi magnet
yang kuat untuk menarik banyak orang bergabung, ia memutuskan mengikuti
jejak seniornya-Bill Gates-memilih drop out untuk menyeriusi situsnya
itu. Bersama tiga rekannya-Andrew McCollum, Dustin Moskovitz, dan Chris
Hughes-Mark kemudian membuka keanggotaan Facebook untuk umum.
Mark ternyata tak sekadar nekat. Ia punya
banyak alasan untuk lebih memilih menyeriusi Facebook. Mark dan
rekannya berhasil membuat Facebook jadi situs jaringan pertemanan yang
segera melambung namanya, mengikuti tren Friendster yang juga berkembang
kala itu. Namun, agar punya nilai lebih, Mark pun mengolah Facebook
dengan berbagai fitur tambahan. Dan, sepertinya kelebihan fitur inilah
yang membuat Facebook makin digemari. Bayangkan, Ada 9.373 aplikasi yang
terbagi dalam 22 kategori yang bisa dipakai untuk menyemarakkan halaman
Facebook, mulai chat, game, pesan instan, sampai urusan politik dan
berbagai hal lainnya. Hebatnya lagi, sifat keanggotaan situs ini sangat
terbuka. Jadi, data yang dibuat tiap orang lebih jelas dibandingkan
situs pertemanan lainnya. Hal ini yang membuat orang makin nyaman dengan
Facebook untuk mencari teman, baik yang sudah dikenal ataupun mencari
kenalan baru di berbagai belahan dunia.
Sejak kemunculan Facebook tahun 2004
silam, anggota terus berkembang pesat. Prosentase kenaikannya melebihi
seniornya, Friendster. Situs itu tercatat sudah dikunjungi 60 juta orang
dan bahkan Mark Zuckerberg berani menargetkan pada tahun ini (2008),
angka tersebut akan mencapai 200 juta anggota.
Dengan berbagai keunggulan dan jumlah
peminat yang luar biasa, Facebook menjadi ‘barang dagangan’ yang sangat
laku. Tak heran, raksasa software Microsoft pun tertarik meminangnya.
Dan, konon, untuk memiliki saham hanya 1,6 persen saja, Microsoft harus
mengeluarkan dana tak kurang dari US$ 240 juta. Ini berarti nilai
kapitalisasi saham Facebook bisa mencapai US$15 miliar! Tak heran, Mark
kemudian dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai
dari keringatnya sendiri.
Niat Mark Zuckerberg untuk sekadar
’menyatukan’ komunitas kampusnya dalam sebuah jaringan ternyata
berdampak besar. Hal ini telah mengantar pria yang baru berusia 23 tahun
ini menjadi miliarder termuda dalam sejarah. Sungguh, kejelian melihat
peluang dan niatan baiknya ternyata mampu digabungkan menjadi sebuah
nilai tambah yang luar biasa. Ini menjadi contoh bagi kita, bahwa niat
baik ditambah perjuangan dan ketekunan dalam menggarap peluang akan
melahirkan kesempatan yang dapat mengubah hidup makin bermakna.